Selasa, 14 Februari 2012

Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu?Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu?


Indonesia tidak akan menoleransi tindakan negara lain yang mengancam kedaulatan, termasuk menggeser tapal batas. ”Tidak ada kompromi soal kedaulatan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Selasa (11/10/2011).
Hubungan Indonesia kembali memanas. Setelah kian kali, dua Negara serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan nasionalisme yang sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo dulu.
Kasusnya sederhana, namun luar biasa bagi kaum nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang diduga telah dicaplok Malaysia.
Kita harus membuka mata bahwa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu layaknya api yang menimbulkan asap besar. Pertanyaannya siapakah pemantik api itu? Umat Muslim? Bukan, karena kita hanya korban.
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.
Dalam memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah strategi.
Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan India).
Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.
Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh Zionisme.
Mereka sadar Melayu adalah potensi kuat dalam membangkitkan Islam dari tenggara Asia, maka itu jalur ini harus dihabisi, apapun caranya.
Dan pengalaman bangsa Indonesia yang kerap mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera.
Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas, Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di perkebunan Pondok Gede di Bogor.
Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.
Raffles pula yang mendirikan Singapura modern yang kini menjadi basis Israel di Asia Tenggara. Agen-agen zionis melalui Singapura adalah penghasut sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu.
Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.
Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa banyak uang ke Singapura.
Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba cari isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.
Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing.
Adanya inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan barang baru. Tahun lalu mantan wakil perdana menteri Malaysia yang juga tokoh oposisi, Anwar Ibrahim, pernah membeberkan fakta adanya keberadaan intelijen Zionis di markas kepolisian federal Malaysia.
Kala itu bersama dengan Kelompok Muslim, mereka menyatakan memiliki dokumen yang memperlihatkan kemungkinan adanya intelijen Zionis kedalam strategi informasi negara lewat perusahaan kontraktor bernama "Osiassov", yang melaksanakan proyek pengembangan sistem komunikasi dan teknologi di markas besar polisi federal Malaysia.
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan "Osiassov" terdaftar di Singapura namun berkantor pusat di negara penjajah Zionis Tel Aviv.
Menurut Anwar, kehadiran dua mantan perwira tentara Zionis di perusahaan yang bersangkutan, adalah sepengetahuan petugas polisi senior Malaysia dan Menteri Dalam Negeri Malaysia sejak jaman Syed Ahmad Albar.
Yakinlah, jika umat muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati dimana tak ada ruang pada nasionalisme yang memberhalakan bangsa, benih permusuhan itu akan selalu muncul, walau kedua Negara itu makmur dan sama-sama beragama muslim.

Senin, 13 Februari 2012

Ancaman Bagi Wanita yang Membuka Auratnya

Definisi Aurat
Menurut pengertian bahasa (literal), aurat adalah al-nuqshaan wa al-syai’ al-mustaqabbih (kekurangan dan sesuatu yang mendatangkan celaan). Diantara bentuk pecahan katanya adalah ‘awara`, yang bermakna qabiih (tercela); yakni aurat manusia dan semua yang bisa menyebabkan rasa malu. Disebut aurat, karena tercela bila terlihat (ditampakkan).
Imam al-Raziy, dalam kamus Mukhtaar al-Shihaah hal 461, menyatakan, “‘al-aurat: sau`atu al-insaan wa kullu maa yustahyaa minhu (aurat adalah aurat manusia dan semua hal yang menyebabkan malu.”
Dalam Syarah Sunan Ibnu Majah juz 1/276, disebutkan, bahwa aurat adalah kullu maa yastahyii minhu wa yasuu`u shahibahu in yura minhu (setiap yang menyebabkan malu, dan membawa aib bagi pemiliknya jika terlihat)”.
Imam Syarbiniy dalam kitab Mughniy al-Muhtaaj, berkata,” Secara literal, aurat bermakna al-nuqshaan (kekurangan) wa al-syai`u al-mustaqbihu (sesuatu yang menyebabkan celaan). Disebut seperti itu, karena ia akan menyebabkan celaan jika terlihat.
Dalam kamus Lisaan al-’Arab juz 4/616, disebutkan, “Kullu ‘aib wa khalal fi syai’ fahuwa ‘aurat (setiap aib dan cacat cela pada sesuatu disebut dengan aurat). Wa syai` mu’wirun au ‘awirun: laa haafidza lahu (sesuatu itu tidak memiliki penjaga (penahan)).”
Imam Syaukani, di dalam kitab Fath al-Qadiir, menyatakan;
Makna asal dari aurat adalah al-khalal (aib, cela, cacat). Setelah itu, makna aurat lebih lebih banyak digunakan untuk mengungkapkan aib yang terjadi pada sesuatu yang seharusnya dijaga dan ditutup, yakni tiga waktu ketika penutup dibuka. Al-A’masy membacanya dengan huruf wawu difathah; ‘awaraat. Bacaan seperti ini berasal dari bahasa suku Hudzail dan Tamim.”

Batasan Aurat bagi Wanita
Batasan Aurat Menurut Madzhab Syafi’iy
Di dalam kitab al-Muhadzdzab juz 1/64, Imam al-Syiraaziy berkata;
Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khuduriy, bahwasanya Nabi saw bersabda, “Aurat laki-laki adalah antara pusat dan lutut. Sedangkan aurat wanita adalah seluruh badannya, kecuali muka dan kedua telapak tangan.”
Mohammad bin Ahmad al-Syasyiy, dalam kitab Haliyat al-’Ulama berkata;
“.. Sedangkan aurat wanita adalah seluruh badan, kecuali muka dan kedua telapak tangan.”
Al-Haitsamiy, dalam kitab Manhaj al-Qawiim juz 1/232, berkata;
“..Sedangkan aurat wanita merdeka, masih kecil maupun dewasa, baik ketika sholat, berhadapan dengan laki-laki asing (non mahram) walaupun di luarnya, adalah seluruh badan kecuali muka dan kedua telapak tangan.”
Dalam kitab al-Umm juz 1/89 dinyatakan;
” ….Aurat perempuan adalah seluruh badannya, kecuali muka dan kedua telapak tangan.”
Al-Dimyathiy, dalam kitab I’aanat al-Thaalibiin, menyatakan;
“..aurat wanita adalah seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan”.
Di dalam kitab Mughniy al-Muhtaaj, juz 1/185, Imam Syarbiniy menyatakan;
” …Sedangkan aurat wanita adalah seluruh tubuh selain wajah dan kedua telapak tangan…”

Batasan Aurat Menurut Madzhab Hanbaliy
Di dalam kitab al-Mubadda’, Abu Ishaq menyatakan;
Aurat laki-laki dan budak perempuan adalah antara pusat dan lutut. Hanya saja, jika warna kulitnya yang putih dan merah masih kelihatan, maka ia tidak disebut menutup aurat. Namun, jika warna kulitnya tertutup, walaupun bentuk tubuhnya masih kelihatan, maka sholatnya sah. Sedangkan aurat wanita merdeka adalah seluruh tubuh, hingga kukunya. Ibnu Hubairah menyatakan, bahwa inilah pendapat yang masyhur. Al-Qadliy berkata, ini adalah pendapat Imam Ahmad; berdasarkan sabda Rasulullah, “Seluruh badan wanita adalah aurat” [HR. Turmudziy, hasan shahih]….Dalam madzhab ini tidak ada perselisihan bolehnya wanita membuka wajahnya di dalam sholat, seperti yang telah disebutkan. di dalam kitab al-Mughniy, dan lain-lainnya.”[1]
Di dalam kitab al-Mughniy, juz 1/349, Ibnu Qudamah menyatakan, bahwa
Mayoritas ulama sepakat bahwa seorang wanita boleh membuka wajah dan mereka juga sepakat; seorang wanita mesti mengenakan kerudung yang menutupi kepalanya. Jika seorang wanita sholat, sedangkan kepalanya terbuka, ia wajib mengulangi sholatnya….Abu Hanifah berpendapat, bahwa kedua mata kaki bukanlah termasuk aurat..Imam Malik, Auza’iy, dan Syafi’iy berpendirian; seluruh tubuh wanita adalah aurat, kecuali muka dan kedua telapak tangan. Selain keduanya (muka dan telapak tangan) wajib untuk ditutup ketika hendak mengerjakan sholat…”
Di dalam kitab al-Furuu juz 1/285′, karya salah seorang ulama Hanbaliy, dituturkan sebagai berikut;
“Seluruh tubuh wanita merdeka adalah aurat kecuali muka, dan kedua telapak tangan –ini dipilih oleh mayoritas ulama…..”

Batasan Aurat Menurut Madzhab Malikiy
Dalam kitab Kifayaat al-Thaalib juz 1/215, Abu al-Hasan al-Malikiy menyatakan, ““Aurat wanita merdeka adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan kedua telapak tangan..”.
Dalam Hasyiyah Dasuqiy juz 1/215, dinyatakaN, “Walhasil, aurat haram untuk dilihat meskipun tidak dinikmati. Ini jika aurat tersebut tidak tertutup. Adapun jika aurat tersebut tertutup, maka boleh melihatnya. Ini berbeda dengan menyentuh di atas kain penutup; hal ini (menyentuh aurat yang tertutup) tidak boleh jika kain itu bersambung (melekat) dengan auratnya, namun jika kain itu terpisah dari auratnya, …sedangkan aurat wanita muslimah adalah selain wajah dan kedua telapak tangan…”
Dalam kitab Syarah al-Zarqaaniy, disebutkan, “Yang demikian itu diperbolehkan.Sebab, aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan…”
Mohammad bin Yusuf, dalam kitab al-Taaj wa al-Ikliil, berkata, “….Aurat budak perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan dan tempat kerudung (kepala)…Untuk seorang wanita, boleh ia menampakkan kepada wanita lain sebagaimana ia boleh menampakkannya kepada laki-laki –menurut Ibnu Rusyd, tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini-, wajah dan kedua telapak tangan..”

Batasan Aurat Menurut Madzhab Hanafiy
Abu al-Husain, dalam kitab al-Hidayah Syarh al-Bidaayah mengatakan;
Adapun aurat laki-laki adalah antara pusat dan lututnya…ada pula yang meriwayatkan bahwa selain pusat hingga mencapai lututnya. Dengan demikian, pusat bukanlah termasuk aurat. Berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh Imam Syafi’iy ra, lutut termasuk aurat. Sedangkan seluruh tubuh wanita merdeka adalah aurat kecuali muka dan kedua telapak tangan…”[2]
Dalam kitab Badaai’ al-Shanaai’ disebutkan;
Oleh karena itu, menurut madzhab kami, lutut termasuk aurat, sedangkan pusat tidak termasuk aurat. Ini berbeda dengan pendapat Imam Syafi’iy. Yang benar adalah pendapat kami, berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Apa yang ada di bawah pusat dan lutut adalah aurat.” Ini menunjukkan bahwa lutut termasuk aurat.”[3]

Aurat Wanita; Seluruh Tubuh Selain Muka dan Kedua Telapak Tangan
Jumhur ‘ulama bersepakat; aurat wanita meliputi seluruh tubuh, kecuali muka dan kedua telapak tangan. Dalilnya adalah firman Allah swt:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَائِهِنَّ أَوْ ءَابَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”[al-Nuur:31]
Menurut Imam Thabariy dalam Tafsir al-Thabariy, juz 18/118, makna yang lebih tepat untuk “perhiasan yang biasa tampak” adalah muka dan telapak tangan. Keduanya bukanlah aurat, dan boleh ditampakkan di kehidupan umum. Sedangkan selain muka dan telapak tangan adalah aurat, dan tidak boleh ditampakkan kepada laki-laki asing, kecuali suami dan mahram. Penafsiran semacam ini didasarkan pada sebuah riwayat shahih; Aisyah ra telah menceritakan, bahwa Asma binti Abu Bakar masuk ke ruangan wanita dengan berpakaian tipis, maka Rasulullah saw. pun berpaling seraya berkata;

يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتْ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ
Wahai Asma’ sesungguhnya perempuan itu jika telah baligh tidak pantas menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya.”[HR. Muslim]
Imam Qurthubiy Tafsir Qurthubiy, juz 12/229; Imam Al-Suyuthiy, Durr al-Mantsuur, juz 6/178-182; Zaad al-Masiir, juz 6/30-32; menyatakan, bahwa ayat di atas merupakan perintah dari Allah swt kepada wanita Mukminat agar tidak menampakkan perhiasannya kepada para laki-laki penglihat, kecuali hal-hal yang dikecualikan bagi para laki-laki penglihat. Selanjutnya, Allah swt mengecualikan perhiasan-perhiasan yang boleh dilihat oleh laki-laki penglihat, pada frase selanjutnya. Hanya saja, para ulama berbeda pendapat mengenai batasan perhiasan yang boleh ditampakkan oleh wanita. Ibnu Mas’ud mengatakan, bahwa maksud frase “illa ma dzahara minha” adalah dzaahir al-ziinah” (perhiasan dzahir), yakni baju. Sedangkan menurut Ibnu Jabir adalah baju dan wajah. Sa’id bin Jabiir, ‘Atha’ dan Auza’iy berpendapat; muka, kedua telapak tangan, dan baju.
Menurut Imam al-Nasafiy, yang dimaksud dengan “al-ziinah” (perhiasan) adalah semua yang digunakan oleh wanita untuk berhias, misalnya, cincin, kalung, gelang, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan “al-ziinah” (perhiasan) di sini adalah “mawaadli’ al-ziinah” (tempat menaruh perhiasan). Artinya, maksud dari ayat di atas adalah “janganlah kalian menampakkan anggota tubuh yang biasa digunakan untuk menaruh perhiasan, kecuali yang biasa tampak; yakni muka, kedua telapak tangan, dan dua mata kaki”[4].

Syarat-syarat Menutup Aurat
Menutup aurat harus dilakukan hingga warna kulitnya tertutup. Seseorang tidak bisa dikatakan melakukan “satru al-’aurat” (menutup aurat) jika auratnya sekedar ditutup dengan kain atau sesuatu yang tipis hingga warna kulitnya masih tampak kehilatan. Dalil yang menunjukkan ketentuan ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ra bahwasanya Asma’ binti Abubakar telah masuk ke ruangan Nabi saw dengan berpakaian tipis/transparan, lalu Rasulullah saw. berpaling seraya bersabda, “Wahai Asma sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidl) tidak pantas baginya untuk menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini.”
Dalam hadits ini, Rasulullah saw. menganggap bahwa Asma’ belum menutup auratnya, meskipun Asma telah menutup auratnya dengan kain transparan. Oleh karena itu lalu Nabi saw berpaling seraya memerintahkannya menutupi auratnya, yaitu mengenakan pakaian yang dapat menutupi . Dalil lain yang menunjukkan masalah ini adalah hadits riwayat Usamah, bahwasanya ia ditanyai oleh Nabi saw tentang kain tipis. Usamah menjawab, bahwasanya ia telah mengenakannya terhadap isterinya, maka Rasulullah saw. bersabda kepadanya:

Suruhlah isterimu melilitkan di bagian dalam kain tipis, karena sesungguhnya aku khawatir kalau-kalau nampak lekuk tubuhnya.”
Qabtiyah dalam lafadz di atas adalah sehelai kain tipis. Oleh karena itu tatkala Rasulullah saw. mengetahui bahwa­sanya Usamah mengenakan kepada isterinya kain tipis, beliau memerintahkan agar kain itu dikenakan pada bagian dalam kain supaya tidak kelihatan warna kulitnya. Beliau bersabda,”Suruhlah ister­imu melilitkan di bagian dalamnya kain tipis.” Kedua hadits ini menunjukkan dengan sangat jelas, bahwasanya aurat harus ditutup dengan sesuatu, hingga warna kulitnya tidak tampak.

Khimar (Kerudung) dan Jilbab; Busana Wanita Di Luar Rumah
Selain memerintahkan wanita untuk menutup auratnya, syariat Islam juga mewajibkan wanita untuk mengenakan busana khusus ketika hendak keluar rumah. Sebab, Islam telah mensyariatkan pakaian tertentu yang harus dikenakan wanita ketika berada depan khalayak umum. Kewajiban wanita mengenakan busana Islamiy ketika keluar rumah merupakan kewajiban tersendiri yang terpisah dari kewajiban menutup aurat. Dengan kata lain, kewajiban menutup aurat adalah satu sisi, sedangkan kewajiban mengenakan busana Islamiy (jilbab dan khimar) adalah kewajiban di sisi yang lain. Dua kewajiban ini tidak boleh dicampuradukkan, sehingga muncul persepsi yang salah terhadap keduanya.
Dalam konteks “menutup aurat” (satru al-’aurat), syariat Islam tidak mensyaratkan bentuk pakaian tertentu, atau bahan tertentu untuk dijadikan sebagai penutup aurat. Syariat hanya mensyaratkan agar sesuatu yang dijadikan penutup aurat, harus mampu menutupi warna kulit. Oleh karena itu, seorang wanita Muslim boleh saja mengenakan pakaian dengan model apapun, semampang bisa menutupi auratnya secara sempurna. Hanya saja, ketika ia hendak keluar dari rumah, ia tidak boleh pergi dengan pakaian sembarang, walaupun pakaian itu bisa menutupi auratnya dengan sempurna. Akan tetapi, ia wajib mengenakan khimar (kerudung) dan jilbab yang dikenakan di atas pakaian biasanya. Sebab, syariat telah menetapkan jilbab dan khimar sebagai busana Islamiy yang wajib dikenakan seorang wanita Muslim ketika berada di luar rumah, atau berada di kehidupan umum.
Walhasil, walaupun seorang wanita telah menutup auratnya, yakni menutup seluruh tubuhnya, kecuali muka dan kedua telapak tangan, ia tetap tidak boleh keluar keluar dari rumah sebelum mengenakan khimar dan jilbab.

Perintah Mengenakan Khimar
Pakaian yang telah ditetapkan oleh syariat Islam bagi wanita ketika ia keluar di kehidupan umum adalah khimar dan jilbab. Dalil yang menunjukkan perintah ini adalah firman Allah swt;

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya..”[al-Nuur:31] 
Ayat ini berisi perintah dari Allah swt agar wanita mengenakan khimar (kerudung), yang bisa menutup kepala, leher, dan dada.
Imam Ibnu Mandzur di dalam kitab Lisaan al-’Arab menuturkan; al-khimaar li al-mar`ah : al-nashiif (khimar bagi perempuan adalah al-nashiif (penutup kepala). Ada pula yang menyatakan; khimaar adalah kain penutup yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya. Bentuk pluralnya adalah akhmirah, khumr atau khumur. [5]
Khimar (kerudung) adalah ghitha’ al-ra’si ‘ala shudur (penutup kepala hingga mencapai dada), agar leher dan dadanya tidak tampak.[6]
Dalam Kitab al-Tibyaan fi Tafsiir Ghariib al-Quran dinyatakan;
Khumurihinna, bentuk jamak (plural) dari khimaar, yang bermakna al-miqna’ (penutup kepala). Dinamakan seperti itu karena, kepala ditutup dengannya (khimar)..”[7]
Ibnu al-’Arabiy di dalam kitab Ahkaam al-Quran menyatakan, “Jaib” adalah kerah baju, dan khimar adalah penutup kepala . Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Aisyah ra, bahwasanya ia berkata, “Semoga Allah mengasihi wanita-wanita Muhajir yang pertama. Ketika diturunkan firman Allah swt “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dada mereka”, mereka membelah kain selendang mereka”. Di dalam riwayat yang lain disebutkan, “Mereka membelah kain mereka, lalu berkerudung dengan kain itu, seakan-akan siapa saja yang memiliki selendang, dia akan membelahnya selendangnya, dan siapa saja yang mempunyai kain, ia akan membelah kainnya.” Ini menunjukkan, bahwa leher dan dada ditutupi dengan kain yang mereka miliki.”[8]
Di dalam kitab Fath al-Baariy, al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan, “Adapun yang dimaksud dengan frase “fakhtamarna bihaa” (lalu mereka berkerudung dengan kain itu), adalah para wanita itu meletakkan kerudung di atas kepalanya, kemudian menjulurkannya dari samping kanan ke pundak kiri. Itulah yang disebut dengan taqannu’ (berkerudung). Al-Farra’ berkata,”Pada masa jahiliyyah, wanita mengulurkan kerudungnya dari belakang dan membuka bagian depannya. Setelah itu, mereka diperintahkan untuk menutupinya. Khimar (kerudung) bagi wanita mirip dengan ‘imamah (sorban) bagi laki-laki.” [9]
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan;
Khumur adalah bentuk jamak (plural) dari khimaar; yakni apa-apa yang bisa menutupi kepala. Khimaar kadang-kadang disebut oleh masyarakat dengan kerudung (al-miqaana’), Sa’id bin Jabir berkata, “wal yadlribna : walyasydadna bi khumurihinna ‘ala juyuubihinna, ya’ni ‘ala al-nahr wa al-shadr, fa laa yara syai` minhu (walyadlribna : ulurkanlah kerudung-kerudung mereka di atas kerah mereka, yakni di atas leher dan dada mereka, sehingga tidak terlihat apapun darinya).”[10]
Imam Syaukaniy dalam Fath al-Qadiir, berkata;
Khumur adalah bentuk plural dari khimar; yakni apa-apa yang digunakan penutup kepala oleh seorang wanita..al-Juyuub adalah bentuk jamak dari jaib yang bermakna al-qath’u min dur’u wa al-qamiish (kerah baju)..Para ahli tafsir mengatakan; dahulu, wanita-wanita jahiliyyah menutupkan kerudungnya ke belakang, sedangkan kerah baju mereka bagian depan terlalu lebar (luas), hingga akhirnya, leher dan kalung mereka terlihat. Setelah itu, mereka diperintahkan untuk mengulurkan kain kerudung mereka di atas dada mereka untuk menutup apa yang selama ini tampak”.[11]
Dalam kitab Zaad al-Masiir, dituturkan;
Khumur adalah bentuk jamak dari khimar, yakni maa tughthiy bihi al-mar`atu ra`sahaa (apa-apa yang digunakan wanita untuk menutupi kepalanya). Makna ayat ini (al-Nuur:31) adalah hendaknya para wanita itu menjulurkan kerudungnya (al-miqna’) di atas dada mereka; yang dengan itu, mereka bisa menutupi rambut, anting-anting, dan leher mereka.”[12]

Perintah Mengenakan Jilbab
Adapun kewajiban mengenakan jilbab bagi wanita Mukminat dijelaskan di dalam surat al-Ahzab ayat 59. Allah swt berfirman :

يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”.[al-Ahzab:59]
Ayat ini merupakan perintah yang sangat jelas kepada wanita-wanita Mukminat untuk mengenakan jilbab. Adapun yang dimaksud dengan jilbab adalah milhafah (baju kurung) dan mula’ah (kain panjang yang tidak berjahit). Di dalam kamus al-Muhith dinyatakan, bahwa jilbab itu seperti sirdaab (terowongan) atau sinmaar (lorong), yakni baju atau pakaian longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutup pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.”[Kamus al-Muhith]. Sedangkan dalam kamus al-Shahhah, al-Jauhari mengatakan, “jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhafah) yang sering disebut dengan mula’ah (baju kurung).”[Kamus al-Shahhah, al-Jauhariy]
Di dalam kamus Lisaan al-’Arab dituturkan; al-jilbab ; al-qamish (baju); wa al-jilbaab tsaub awsaa’ min al-khimaar duuna ridaa’ tughthi bihi al-mar`ah ra’sahaa wa shadrahaa (baju yang lebih luas daripada khimar, namun berbeda dengan ridaa’, yang dikenakan wanita untuk menutupi kepala dan dadanya.” Ada pula yang mengatakan al-jilbaab: tsaub al-waasi’ duuna milhafah talbasuhaa al-mar`ah (pakaian luas yang berbeda dengan baju kurung, yang dikenakan wanita). Ada pula yang menyatakan; al-jilbaab : al-milhafah (baju kurung).[13]
Al-Zamakhsyariy, dalam tafsir al-Kasysyaf menyatakan, “Jilbab adalah pakaian luas, dan lebih luas daripada kerudung, namun lebih sempit daripada rida’ (juba).[14]
Imam Qurthubiy di dalam Tafsir Qurthubiy menyatakan, “Jilbaab adalah tsaub al-akbar min al-khimaar (pakaian yang lebih besar daripada kerudung). Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Mas’ud, jilbaab adalah ridaa’ (jubah atau mantel). Ada pula yang menyatakan ia adalah al-qanaa’ (kerudung). Yang benar, jilbab adalah tsaub yasturu jamii’ al-badan (pakaian yang menutupi seluruh badan). Di dalam shahih Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Ummu ‘Athiyyah, bahwasanya ia berkata, “Ya Rasulullah , salah seorang wanita diantara kami tidak memiliki jilbab. Nabi menjawab,”Hendaknya, saudaranya meminjamkan jilbab untuknya”.[15]
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Imam Ibnu Katsir menyatakan, “al-jilbaab huwa al-ridaa` fauq al-khimaar (jubah yang dikenakan di atas kerudung). Ibnu Mas’ud, ‘Ubaidah, Qatadah, al-Hasan al-Bashriy, Sa’id bin Jabiir, Ibrahim al-Nakha’iy, ‘Atha’ al-Khuraasaniy, dan lain-lain, berpendapat bahwa jilbab itu kedudukannya sama dengan (al-izaar) sarung pada saat ini. Al-Jauhariy berkata, “al-Jilbaab; al-Milhafah (baju kurung).”[16]
Imam Syaukani, dalam Tafsir Fathu al-Qadiir, mengatakan;
Al-jilbaab wa huwa al-tsaub al-akbar min al-khimaar (pakaian yang lebih besar dibandingkan kerudung). Al-Jauhari berkata, “al-Jilbaab; al-milhafah (baju kurung). Ada yang menyatakan al-qanaa’ (kerudung), ada pula yang menyatakan tsaub yasturu jamii’ al-badan al-mar`ah.”[17]
Al-Hafidz al-Suyuthiy dalam Tafsir Jalalain berkata;
” Jilbaab adalah al-mulaa`ah (kain panjang yang tak berjahit) yang digunakan selimut oleh wanita, yakni, sebagiannya diulurkan di atas wajahnya, jika seorang wanita hendak keluar untuk suatu keperluan, hingga tinggal satu mata saja yang tampak”[18]

Ancaman Bagi Orang yang Membuka Auratnya
Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah saw bersabda;

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
Ada dua golongan manusia yang menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni, sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.”[HR. Imam Muslim].
Di dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawiy berkata, “Hadits ini termasuk salah satu mukjizat kenabian. Sungguh, akan muncul kedua golongan itu. Hadits ini bertutur tentang celaan kepada dua golongan tersebut. Sebagian ‘ulama berpendapat, bahwa maksud dari hadits ini adalah wanita-wanita yang ingkar terhadap nikmat, dan tidak pernah bersyukur atas karunia Allah. Sedangkan ulama lain berpendapat, bahwa mereka adalah wanita-wanita yang menutup sebagian tubuhnya, dan menyingkap sebagian tubuhnya yang lain, untuk menampakkan kecantikannya atau karena tujuan yang lain. Sebagian ulama lain berpendapat, mereka adalah wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menampakkan warna kulitnya (transparan)…Kepala mereka digelung dengan kain kerudung, sorban, atau yang lainnya, hingga tampak besar seperti punuk onta.”
Imam Ahmad juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah dengan redaksi berbeda.

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَا أَرَاهُمَا بَعْدُ نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ عَلَى رُءُوسِهِنَّ مِثْلُ أَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَرَيْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَرِجَالٌ مَعَهُمْ أَسْوَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ
Ada dua golongan penghuni neraka, yang aku tidak pernah melihat keduanya sebelumnya. Wanita-wanita yang telanjang, berpakaian tipis, dan berlenggak-lenggok, dan kepalanya digelung seperti punuk onta. Mereka tidak akan masuk surga, dan mencium baunya. Dan laki-laki yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti umat manusia “[HR. Imam Ahmad]
Hadits-hadits di atas merupakan ancaman yang sangat keras bagi wanita yang menampakkan sebagian atau keseluruhan auratnya, berbusana tipis, dan berlenggak-lenggok.

Kesimpulan
Syariat Islam telah mewajibkan wanita untuk menutup anggota tubuhnya yang termasuk aurat. Seorang wanita diharamkan menampakkan auratnya di kehidupan umum, di hadapan laki-laki non mahram, atau ketika ia melaksanakan ibadah-ibadah tertentu yang mensyaratkan adanya satru al-’aurat (menutup aurat).
Aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Seseorang baru disebut menutup aurat, jika warna kulit tubuhnya tidak lagi tampak dari luar. Dengan kata lain, penutup yang digunakan untuk menutup aurat tidak boleh transparan hingga warna kulitnya masih tampak; akan tetapi harus mampu menutup warna kulit.
Ancaman bagi yang tidak menurut aurat adalah tidak mencium bau surge alias neraka, karena tidak amanah, tidak tunduk kepada aturan sang Kholik.[Arief Adiningrat]



[1] Abu Ishaq, al-Mubadda’, juz 1/360-363. Diskusi masalah ini sangatlah panjang. Menurut Ibnu Hubairah dan Imam Ahmad, dalam satu riwayat; aurat wanita adalah seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Sedangkan dalam riwayat lain Imam Ahmad menyatakan, bahwa seluruh badan wanita adalah aurat.[Ibnu Hubairah, al-Ifshaah 'an Ma'aaniy al-Shihaah, juz 1/86

Minggu, 12 Februari 2012

Kemakruhan Makan Sambil Bersandar

Dari Abu Juhaifah iaitu Wahab bin Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya tidak akan makan sambil bersandar - muttaki'." (Riwayat Bukhari)

Al-Khaththabi berkata: Almuttaki' di sini ialah orang yang duduk sambil bersandar pada kasur yang diletakkan di bawahnya." Katanya: "Orang itu bukannya berkehendak akan duduk di atas kasur atau bantal-bantal seperti kelakuan orang yang menghendaki untuk memperbanyakkan makanan, tetapi ia duduk sambil gelisah duduknya dan tidak tenang, juga makannya itu secukupnya belaka. Inilah yang diucapkan oleh al-Khaththabi.

Selain al-Khaththabi mengisyaratkan bahawasanya muttaki' ialah orang yang miring duduknya pada lambungnya yang sebelah. Wallahu a'lam.

744. Dari Anas r.a., katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. makan kurma sambil duduk berjongkok." (Riwayat Muslim)

Almuq'i atau duduk berjongkok itu ialah merapatkan kedua pantatnya di bumi dan mendirikan kedua betisnya.

AGAMA DAJJAL



Ada sebuah Hadits yang menerangkan bahawa kaum Yahudi akan menyertai Dajjal. Dari Hadits ini orang menyangka bahawa Dajjal akan memeluk agama Yahudi. Akan tetapi Al-Qur'an menerangkan seterang--terangnya bahawa bangsa Dajjal mengakukan Allah mempunyai anak laki-laki. Oleh sebab itu tak ragu-ragu lagi bahawa bangsa Dajjal adalah bangsa Nasrani.
Kelak akan kami terangkan apakah yang dimaksud kaum Yahudi menyertai Dajjal. Bahkan kaum Yahudi akan menyertai Dajjal tidaklah bererti bahawa Dajjal adalah kaum Yahudi. Kerana jika bererti demikian, bagaimanakah erti Hadits lain yang menerangkan bahawa sebahagian ummat Nabi Muhammad akan mengikuti Dajjal dan menjadi korban tipu-muslihatnya. Adapun Hadits itu berbunyi sbb :
"Tujuh puluh ribu ummatku akan mengikuti Dajjal" (Misykat, ha1.477)
Sebagaimana telah kami terangkan, julukan Masihid-Dajjal itu menunjukkan, bahawa bangsa Dajjal akan mengaku sebagai pengikut Masih-'Isa. Hal ini diterangkan sejelas-jelasnya dalam Hadits Tamim Dari tersebut di atas. Isyarat supaya mengunjungi orang yang berada di dalam Gereja itu seperti yang diterangkan dalam Hadits Tamim Dari, adalah penting sekali ertinya.
Sudah terang bahawa Gereja adalah simbul agama Nasrani, dan raksasa yang menyimbulkan ummat yang terdapat dalam Gereja itu tiada lain ialah ummat Nasrani. Adapun Jassasah (mata-mata Dajjal) hanya mempunyai satu tugas, iaitu, menganjurkan supaya orang-orang pergi ke Gereja, ertinya, supaya menjadi orang Kristian. Berikut ini adalah ucapan Jassasah yang sebenarnya: "Gereja yang kamu lihat itu, masuklah ke dalam".

GAMBARAN DAJJAL MENURUT AL-HADITS




Segala macam keistimewaan yang kami lihat pada peradaban Barat sekarang ini, semuanya sesuai dengan ciri-ciri Dajjal yang dilihat oleh Nabi Muhammad SAW dalam ru'yah. Memang benar bahawa bangsa-bangsa ini mempunyai sedikit perbedaan satu sama lain, tetapi ada satu hal yang semuanya sama. Dan ciri yang sama inilah yang digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam memberi gambaran tentang Dajjal.
Kami hanya akan mengutip Hadits-hadits yang menghuraikan ciri-ciri Dajjal. Marilah kita mulai dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :
1. "Dan aku melihat orang yang berambut ikal pendek, yang mata-kanannya buta Aku bertanya: Siapakah ini? Lalu dijawab, bahawa ia adalah Masihid - Dajjal" (Bukhari 77:68,92)
2. "Awas! dia pecak (buta sebelah)… dan di antara dua matanya, tertulis 'Kafir'…" (Bukhari 93:27).
Dari gambaran tersebut dapatlah kami catat:
1. Bahawa mengenai bentuknya, Dajjal digambarkan berbadan kekar.
2. Bahawa roman-mukanya putih dan mengkilat.
3. Bahawa rambut kepalanya pendek dan ikal.
Tiga gambaran ini sesuai sekali derigan bentuk orang-orang Eropah pada umumnya. Mereka itu pada umumnya berbadan kekar; bertubuh baik dan kuat; rambutnya pendek dan ikal, sampai-sampai wanitanya pun memotong pendek rambutnya; kulit mereka putih dan mengkilat. Jadi, gambaran tentang ciri-ciri Dajjal tersebut, cocok sekali dengan perwujudan orang-orang Eropah.
Adapun dua ciri lainnya, yakni, bahawa mata kanan Dajjal buta, dan pada dahinya tertulis kaf, fa' dan ra' atau kaflr, ini menggambarkan keadaan rohani Dajjal yang sebenarnya. Sebagaimana telah kami terangkan, Dajjal menggambarkan suatu bangsa. Sebagai bangsa, tak mungkin semuanya buta mata jasmaninya.
Selain itu, Dajjal yang digambarkan buta mata kanannya, mata-kiri Dajjal digambarkan bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Dengan perkataan lain, mata-kanan Dajjal digambarkan hilang cahayanya, tetapi mata-kirinya bersinar terang. Penjelasan yang diberikan oleh Imam Raghib tentang mata Dajjal yang buta sebelah kanannya, sungguh ilmiyah sekali. Pada waktu menjelaskan erti kata al-Masih, beliau menerangkan bahawa kata masaha bererti menghapus sesuatu, lalu beliau menambahkan keterangan sbb:
"Diriwayatkan bahawa mata-kanan Dajjal hilang penglihatannya, sedangkan nabi 'Isa mata-kiri beliaulah yang hilang penglihatannya; dan ini bererti bahawa Dajjal tak mempunyai sifat-sifat akhlak tinggi, seperti misalnya kearifan, kebijaksanaan dan rendah hati; sedangkan nabi 'Isa tak mempunyai kejahilan, keserakahan, kerakusan dan sebagainya yang termasuk jenis akhlak yang rendah".
Jadi, gambaran Dajjal buta mata-kanannya janganlah ditafsirkan secara harfiyah, melainkan secara kalam ibarat, yakni harus diertikan bahawa Dajjal tak mempunyai akhlak yang baik.
Bahawa dua mata manusia itu, yang satu digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan kerohanian dan agama, dan yang satu lagi digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan kebendaan dan keduniaan. Oleh kerana hal-hal yang berhubungan dengan agama dan kerohanian itu lebih tinggi kedudukannya daripada hal-hal yang berhubungan dengan kebendaan dan keduniaan, maka buta mata kanan Dajjal bererti bahawa Dajjal sedikit sekali perhatiannya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan agama atau kerohanian, dan ini sesuai sekali dengan apa yang dialami oleh bangsa-bargsa Eropah sekarang ini.
Seluruh perhatian mereka ditujukan kepada hal-hal yang berhubungan dangan kebendaan dan keduniaan dan kemajuan mereka dalam bidang ini tak ada bandingannya. Inilah yang dimaksud dengan apa yang dihuraikan dalam Hadits, bahawa mata-kiri Dajjal bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Ertinya, Dajjal mampu melihat segala macam barang-barang duniawi, yang bangsa-bangsa lain tak mempunyai pengertian tentang itu. Tetapi mata rohani Dajjal tak mempunyai penglihatan yang tajam, kerana semua kekuatan Dajjal dihabiskan guna kepentingan urusan duniawi. Sukses Dajjal yang tak ada taranya dalam urusan duniawi mengakibatkan buta sebelah. Penjelasan ini sungguh mengagumkan dan sesuai sekali dengan apa yang dikatakan oleh Al-Qur'an  tentang bangsa-bangsa Kristian:
"Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia, dan mereka mengira bahawa mereka amat pandai dalam membuat barang-barang" (18:104)
Hadits Nabi melukiskan hal ini dengan kalam ibarat, bahawa mata- kiri Dajjal, iaitu, mata-duniawi bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Adapun keadaan rohani bangsa-bangsa Dajjal Allah berfirman sbb:
"Mereka adalah orang-orang yang mengkafiri ayat Tuhan, dan (mengakhiri) perjumpaan dengan Dia" (18 : 105).
Hadits Nabi menjelaskan hal ini dengan caranya sendiri, iaitu, bahawa mata-kanan Dajjal tak mempunyai kekuatan untuk melihat ayat Tuhan.
Tanda Dajjal yang lain, yakni tulisan kafara atau kafir pada dahinya ini berkenaan pula dengan keadaan rohaninya. Jika orang berkata, bahawa pada dahi seseorang terdapat tulisan anu, ini sama ertinya dengan mengatakan, bahawa anu itu adalah fakta senyata-nyatanya bagi dia. Maka dari itu, huraian Hadits bahawa pada dahi Dajjal terdapat tulisan kafir, ini hanyalah bererti bahawa kekafiran itu merupakan kenyataan yang senyata-nyatanya bagi dia.
Kata-kata Hadits itu sendiri sudah menerangkan; bahawa demikian itulah nyatanya. Pertama-tama, Hadits menerangkan bahawa tiap-tiap mukmin dapat membaca tulisan itu; jadi bukan tiap-tiap orang dapat membaca tulisan itu. Lalu ditambahkan kata penjelasan tentang orang mukmin itu, yakni, "baik ia buta huruf atau mengerti tulis menulis." Ertinya, tiap-tiap orang mukmin dapat memahami tulisan itu, baik ia mengerti tulis-menulis atau tidak.
Sudah terang, bahawa tulisan yang dapat dibaca oleh tiap-tiap orang mukmin, baik ia mengerti tulis-menulis atau buta huruf, tak mungkin berwujud kata-kata atau huruf. Jika tulisan itu berwujud kata-kata atau huruf, niscaya tak dipersoalkan lagi apakah pembacanya mukmin atau kafir, demikian pula tak perlu dinyatakan bahawa orang mukmin dapat membaca tulisan itu sekalipun ia buta-huruf.
Kepandaian membaca tulisan, tak ada sangkut pautnya dengan urusan iman. Setiap orang yang tak buta huruf pasti dapat membaca tulisan, sedangkan orang buta huruf, sekalipun ia orang mukmin sejati, ia tetap tak dapat membaca tulisan. Oleh kerana itu, tulisan yang dimaksud bukanlah tulisan biasa, melainkan menifestasinya perbuatan seseorang. Pernyataan bahawa tulisan itu hanya dapat dibaca oleh orang mukmin saja, ini bererti, bahawa orang kafir tak pernah sedar akan kekafirannya, sehingga memerlukan mata orang mukmin untuk membaca buruknya kekafiran mereka.

APAKAH DAJJAL ITU ORANG ATAUKAH BANGSA ?




Memang benar bahawa kebanyakan Hadits menggambarkan seakan--akan Dajjal itu orang yang bermata satu, yang di dahinya terdapat tulisan Arab yang terdiri dari huruf  kaf, fa' dan ra' (atau kafara, ertinya kafir), dan yang membawa keldai, sungai dan api. Tetapi jika Hadits--hadits itu kita sesuaikan dengan huraian Al-Qur'an, maka akan nampak dengan jelas, bahawa Dajjal bukanlah nama orang, melainkan suatu bangsa, atau lebih tepat lagi, segolongan bangsa.
Dengan tegas Al-Qur'an mempersamakan Dajjal dengan bangsa-bangsa Kristian, dan lagi, Al-Qur'an menyatakan bahawa Dajjal dan Ya'juj wa-Ma'juj bukanlah dua jenis makhluk yang berlainan, kerana fitnah yang ditimbulkan oleh mereka itu disebutkan bersama-sama.
Kami juga mempunyai bukti dari kitab Bible yang menerangkan, bahawa Ya'juj wa-Ma'juj adalah bangsa--bangsa Eropah. Dengan demikian teranglah bahawa Dajjal juga bererti bangsa. Sebagaimana telah kami terangkan di muka, fitnah Dajjal itu bersumber pada menangnya agama Kristian.
Ada sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang membuktikan bahawa Dajjal itu bukan orang melainkan bangsa, sebagaimana Roma dan Parsi yang diuraikan dalam Hadits itu bukanlah tempat melainkan bangsa. Hadits itu berbunyi sbb:
"Rasulullah SAW bersabda: Kamu akan bertempur dengan Jazirah Arab, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu, lalu kamu akan bertempur dengan Parsi, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu; lalu kamu akan bertempur dengan Roma, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu; lalu kamu akan bertempur dengan Dajjal, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu".
Di sini pertempuran dengan Dajjal dihuraikan dengan kalimat yang sama seperti pertempuran dengan Arab, Parsi dan Roma. Ini menunjukkan bahawa Dajjal adalah bangsa, seperti halnya Arab, Parsi dan Roma. Boleh jadi yang diisyaratkan di sini ialah Perang Salib, tetapi mungkin pula mengisyaratkan peristiwa yang terjadi di dunia pada zaman sekarang. Namun satu hal sudah pasti, yakni bahawa menurut Hadits ini, Dajjal bererti bangsa atau segolongan bangsa; seperti halnya Persi atau Roma.
Tetapi masih saja harus dijelaskan, mengapa dalam Hadits dijelaskan seakan-akan Dajjal itu orang. Sebagaimana telah kami terangkan, semua ramalan Nabi Suci itu didasarkan pada ru'yah atau kasyaf (vision), dan dalam ru'yah atau kasyaf, suatu bangsa hanya digambarkan sebagai orang-seorang. Sebenarnya, bangsa itu dikenal dari ciri-cirinya; dan dalam ru'yah, ciri-ciri ini hanya dapat diperlihatkan dalam bentuk orang--seorang. Bahkan dalam bahasa sehari-hari, bangsa itu diajak bicara bagaikan orang. Misalnya, Al-Qur'an mengajak bicara bangsa Israil, seakan--akan bangsa Israil itu orang. Bacalah misalnya, ayat Al-Qur'an berikut ini:
"Wahai kaum Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang Aku berikan kepada kamu, dan bahawa Aku memuliakan kamu di atas sekalian bangsa" (2:47).
Kaum Bani Israil yang diperingatkan di sini ialah mereka yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW, tetapi peristiwa yang dimaksud ialah yang terjadi pada zaman nabi Musa, atau beberapa abad sesudah beliau. Kenikmatan yang teruraikan dalam ayat ini telah diberikan, kepada kaum Bani Israil zaman dahulu, tetapi ayat Al-Qur'an ini ditujukan kepada kaum Bani Israil zaman sekarang yang sedang dalam keadaan hina dan suram. Tetapi seluruh kaum Bani Israil ini dikatakan bagaikan satu orang.
Demikianlah seluruh bangsa Dajjal diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam ru'yah bagaikan satu orang, padahal Dajjal seperti yang digambarkan oleh Al-Qur'an menunjukkan bahawa Dajjal adalah segolongan bangsa yang ciri-ciri khasnya sudah dikenal.

MENGAPA DAJJAL DISEBUT AL-MASIH



Sebenarnya jika orang mau berfikir sejenak saja, pasti akan menemukan kebenaran, mengapa Dajjal disebut Masihid-Dajjal. Mengapa Dajjal disebut al-Masih? Kerana Dajjal selalu menunaikan tugasnya atas nama "al-Masih", yang julukan ini diberikan oleh Allah kepada nabi 'Isa berdasarkan wahyu-Nya. Diberikannya julukan al-Masih kepada Dajjal menunjukkan, bahawa Dajjal akan menunaikan pekerjaan atas nama orang suci ini, dan inilah sebenarnya yang menyebabkan dia disebut Dajjal atau penipu, kerana ia menggunakan nama "al-Masih", seorang Nabi dan hamba Allah yang tulus, tetapi ia berbuat sesuatu yang bertentangan sama sekali dengan ajaran beliau.
Al-Masih 'Isa mengajarkan bahawa Allah itu Esa, dan tak ada Tuhan selain Dia yang wajib disembah; tetapi Dajjal mengangkat nabi 'Isa itu sendiri sebagai Tuhan. Selanjutnya, al-Masih 'Isa mengajarkan bahawa semua Nabi adalah hamba Allah yang tulus, tetapi Dajjal mengutuk semua Nabi yang suci sebagai orang berdosa. Mengapa demikian ? Kerana jika para Nabi Utusan Allah ini tak dikutuk sebagai orang berdosa, maka tak perlu timbul Putera Allah yang tak berdosa, untuk menebusi dosa sekalian manusia.
Selanjutnya, al-Masih 'Isa mengajarkan bahawa setiap orang akan mendapat ganjaran atau hukuman sesuai perbuatan yang ia lakukan, tetapi Dajjal yang berkedok al-Masih mengajarkan bahawa Putera Allah sudah cukup menebusi dosa ummat Kristian. Al-Masih 'Isa mengajarkan bahawa orang kaya tak dapat masuk dalam kerajaan Syurga, tetapi Dajjal yang mengaku-ngaku al-Masih mengajarkan supaya manusia menumpuk-numpuk kekayaan. Singkatnya, kitab-kitab Hadits menggunakan julukan "Al-Masihid Dajjal" hanyalah untuk menjelaskan, bahawa Dajjal adalah nama lain belaka bagi agama Kristian sekarang ini. Nama Al-Masih dan agama al-Masih hanyalah digunakan sebagai kedok untuk menutupi penipuan (dajala) yang ada di belakang itu.

MENURUT AL-QUR'AN DAN AL-HADITS, KEMENANGAN GEREJA ITU SAMA DENGAN FITNAHNYA DAJJAL



Sebagaimana kami terangkan di muka, Al-Qur'an tak menyebutkan nama Dajjal secara khusus. Tetapi dalam Hadits sahih diterangkan bahawa barang siapa membaca
surah al-Kahfi, ia akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal, padahal surah ini khusus membahas agama Nasrani dan ajarannya yang palsu. Terutama sekali sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir dari surah ini, khusus dibahas kepercayaan dan kegiatan bangsa-bangsa Kristian. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahawa rnenurut Al-Qur'an, f'itnahnya Dajjal itu hanya sebutan lain saja bagi kemenangan agama Nasrani. Dengan perkataan lain, apa yang digambarkan dalam Hadits sebagai fitnahnya Dajjal itu tiada lain hanyalah kemenangan agama Nasrani.
Dengan suara bulat semua kitab Hadits mengumumkan bahawa fitnahnya Dajjal adalah fitnah yang paling besar, sampai-sampai kaum Muslimin diajarkan agar pada tiap-tiap shalat berdo'a kepada Allah untuk diselamatkan dari fitnahnya Dajjal: "Ya Allah, aku mohon perlindungan Dikau dari fitnahnya Masih ad-Dajjal". Selanjutnya diterangkan pula dalam Hadits bahawa setiap Nabi memperingatkan ummatnya terhadap fitnahnya Dajjal. Dalam Hadits dinyatakan seterang--terangnya sbb:
"Tak ada fitnah yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal, sejak terciptanya Adam hingga Hari Kiamat".
Semua kitab Hadits sama pendapatnya tentang hal ini, dan peringatan ini diulang berkali-kali dalam berbagai bentuk kalimat. Oleh kerana itu timbullah pertanyaan, mengapa Al-Qur'an tak membicarakan peristiwa yang digambarkan dengan tegas oleh Nabi Muhammad SAW sebagai fitnah yang paling besar? 

Sebelum kami menjawab pertanyaan ini, baiklah kami periksa labih dahulu sifat dua macam fitnah yang kaum Muslimin diperingatkan akan terjadi pada akhir zaman. Pertama tentang fitnahnya Ya'juj wa--Ma'juj, ini diuraikan seterang-terangnya, baik dalam Al-Qur'an mahupun dalam Hadits; akan tetapi Al-Qur-an tak menerangkan tentang Dajjal, melainkan sebagai penggantinya, Al-Qur'an hanya menerangkan fitnah besar berupa ajaran Kristen tentang Ketuhanan nabi 'Isa. Dengan kata--kata yang tegas, Al-Qur'an mencela ajaran ini sebagai fitnah yang paling besar bagi manusia:
"Langit hampir-hampir pecah dan bumi membelah dan gunung--gunung runtuh berkeping-keping, kerana mereka mengakukan seorang putera kepada Tuhan Yang Maha-pemurah" (19:90-91)
Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahawa ajaran semacam itu tak pernah diajarkan oleh nabi 'Isa. bahkan sebenarnya, ajaran itu bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh nabi 'Isa.
"Tatkala Allah berfirman: Wahai 'Isa anak Maryam, apakah engkau berkata kepada manusia ambillah aku dan ibuku sebagai Tuhan selain Allah ? la ('Isa) berkata: Maha suci Engkau, tak pantas bagiku mengatakan sesuatu yang aku tak berhak mengatakan itu… Aku tak berkata kepada mereka selain apa yang Engkau perintahkan kepadaku, yakni mengabdilah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu" (5:116-117).

Jadi menurut Al-Qur'an, ajaran tentang Ketuhanan nabi 'Isa tak diajarkan oleh beliau, melainkan diajarkan oleh Anti-christ atau Dajjal. Walaupun Al-Qur'an tak menyebut-nyebut nama Dajjal, namun Al-Qur'an membicarakan ajaran Dajjal yang sesat berupa ajaran Kristian tentang Putera Allah. 

Jika kami memperhatikan Hadits yang bersangkutan, inipun membenarkan apa yang tersebut di atas. Dalam hubungan ini, hal yang mula-pertama menarik perhatian kami ialah, bahawa Hadits yang menerangkan turunnya al-Masih, hampir semuanya memikulkan satu tugas kepada beliau, yakni "mematahkan kayu palang" (yaksirus-saliba). 

Jarang sekali Hadits yang menerangkan, bahawa beliau ditugaskan untuk membunuh Dajjal. Hal ini memang aneh jika diingat bahawa menurut Hadits, fitnahnya Dajjal itu fitnah yang paling besar di dunia. Fitnah ini hanya akan disingkirkan oleh tangan Masih-Mau'ud. Akan tetapi pada waktu membicarakan turunnya al-Masih, Hadits hanya menerangkan bahawa tugas beliau yang paling besar ialah mematahkan kayu palang; ini menunjukkan seterang-terangnya bahawa mematahkan kayu palang adalah sama ertinya dengan membunuh Dajjal. 

Sungguh mengesankan sekali bahawa manakala Hadits menerangkan fitnah zaman akhir, maka fitnah yang paling besar adalah fitnahnya Dajjal; tetapi manakala Hadits menerangkan ubat yang dapat memberantas fitnah itu, maka hanya disebut patahnya kayu palang. Mengingat bahawa tugas utama Masih-Mau'ud ialah mematahkan kayu palang, maka teranglah bahawa fitnahnya Dajjal dan merajalelanya agama Kristian adalah, dua sebutan belaka bagi satu idea yang sama

Waspada! Ordo Illuminati Bangkit di Indonesia


Setelah digemparkan dengan maraknya aliran sesat yang muncul secara beruntun, kini umat Islam Indonesia dihebohkan dengan munculnya sebuah organisasi yang berada di bawah kendali Zionisme, yaitu Illuminati atau Kelompok Cahaya. 
Illuminati Order of Indonesia atau Ordo Illuminati Indonesia mulai bangkit di Indonesia. Dalam sebuah mailing list yang dikirim oleh seorang dengan alamat email: fraternitas_illuminati@#####.com, sebuah ajakan untuk bergabung sebagai anggota Illuminati disebarluaskan.


Berikut isi email tersebut: 
Salam Persaudaraan,

Pembukaan Membership - Ordo Illuminati Indonesia

Ordo Illuminati Indonesia - Illuminati Order of Indonesia mengadakan pembukaan membership (Keanggotaan) dan kelas privat untuk materi Esoteric Studies (Okultisme, Gnosticisme, Hermeticisme dan materi – materi yang lain).

Ordo Illuminati Indonesia adalah Persaudaraan Pencerahan yang membahas Magick, Gnostik, Witchcraft, Sorcery, Kabbalah, Paganism, Tarot, Free Thinker, Filosofi, Theosophy, Religion and Beliefs, New Age Movement, Meditation dan Spirituality. Adapun diantaranya adalah Thelemic Order of The Golden Dawn, Illuminati, Hermetic Order of the Golden Dawn, Rosicrucian, freemasonry dan lain-lain.

Ordo Illuminati Indonesia merupakan Ordo yang bersifat spiritual yang didedikasikan kepada setiap umat manusia dari berbagai latar belakang, agama, pendidikan, gender dan status sosial guna menyatukan persaudaraan Universal menuju Illuminasi.

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi Frater David: 021 - 99657058.

Ordo Templi Illuminati tidak mempraktikan, mempromosikan atau mendukung kekerasan, kebencian atau berbagai bentuk aktivitas yang illegal/melanggar hukum. Namun sistem dan karya Ordo Templi Illuminati adalah bersifat spiritual.

"Do what thou wilt shall be the whole of the law"

"Love is the law, love under will"

"Invoke me under my stars! Love is the law, love under will. Nor let the fools mistake love; for there are love and love. There is the dove, and there is the serpent. Choose ye well! He, my prophet, hath chosen, knowing the law of the fortress, and the great mystery of the House of God." Liber al vel Legis 1:57

May you experience Light, Life, Love and Liberty , and may you accomplish the Great Work of Thelema!

Konx Om Pax

Love is the law, love under will.

In Thy Great Works

Magnum Opus

Salam Persaudaraan
 
Dengan redaksi yang sedikit berbeda, sebuah email yang dimuat dalam mailing list mayapradana@###########.com  juga memuat pesan ajakan untuk masuk menjadi anggota Illuminati. 


Berikut isi email tersebut: 
Welcome to Thelemic Order of The Illuminati  
Ordo Thelema Illuminati adalah Ordo atau Persaudaraan Pencerahan yang membahas Magick, Witchcraft, Sorcery, Kabbalah, Paganism, Satanism, Tarot, Free Thinker, Filosofi, Teosofi, Religion and Beliefs, New Age Movement termasuk Meditasi dan Spiritualitas.   
Ordo  Thelema  Illuminati adalah Ordo yang bersifat spiritual yang didedikasikan juga kepada setiap umat manusia dari berbagai latar belakang agama, pendidikan, gender dan status sosial guna menyatukan persaudaraan Universal menuju Illuminasi.   
Ordo  Thelema  Illuminati ini merupakan gabungan dari berbagai ordo seperti Thelemic Order of The Golden Dawn, Illuminati, Hermetic Order of the Golden Dawn, Rosicrucian, dan lain-lain.   
 
Ordo  Thelema  Illuminati terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung bersama kami.   
 
"Do what thou wilt shall be the whole of the law"  
"Love is the law, love under will"  
"Invoke me under my stars! Love is the law, love under will. Nor let the fools mistake love; for there are love and love. There is the dove, and there is the serpent. Choose ye well! He, my prophet, hath chosen, knowing the law of the fortress, and the great mystery of the House of God." Liber al vel Legis 1:57  
May you experience Light, Life, Love and Liberty , and may you accomplish the Great Work of Thelema!   
Konx Om Pax 
Illuminati adalah organisasi rahasia yang didirikan oleh Adam Weischaupt di Bavaria, pada 1 Mei 1771. Illuminati adalah satu perkumpulan rahasia, sebuah sekte religius yang telah melewati waktu panjang dan juga menamakan dirinya dengan sebutan Illuminati, yang berarti tercerahkan. Illuminati juga biasa disebut sebagai Kelompok Cahaya. Kelompok ini, dituding oleh banyak kalangan sebagai dalang dari berbagai peristiwa yang terjadi di dunia. 
Anggota Illuminati diharuskan menjaga rahasia dengan ketat, dan mereka yang bergabung dalam organisasi ini harus menjalani baiat untuk tidak akan pernah membocorkan rahasia apapun yang ada dalam organisasi. Jika terjadi sesuatu, maka para anggota Illuminati diharuskan untuk tidak memberi tahu siapa atasan mereka. 
Pada masa Hindia Belanda, kelompok Illuminati masuk ke Indonesia melalui orang-orang Belanda keturunan Yahudi. Mereka datang ke Indonesia menyusupkan paham Marxisme dan Komunisme. Diantara tokoh-tokohnya adalah Fransiscus Marie Sneevliet, P.Bergsma, dan H.W Dekker. Sneevliet sukses menyusupkan kader-kader komunis seperti Semaun untuk menyusup masuk ke dalam Syarikat Islam (SI), sehingga organisasi ini terpecah menjadi dua: SI Putih dan SI Merah. 
Jocobus Cornelis Matthieu Radermacher, orang yang membawa Freemasonry ke Indonesia juga berasal dari kelompok Illuminati atau Kelompok Cahaya. Kata “cahaya” juga banyak digunakan oleh organ-organ Theosofi dan Freemasonry sebagai nama loji, nama lembaga, bahkan nama penerbitan yang mempropagandakan doktrin-doktrin mereka. Selain Radermacher, tokoh Illuminati yang pernah masuk ke Indonesia adalah Thomas Stanford Raffless, seorang anggota Freemasonry yang sempat menjadi Gubernur Jenderal di Bengkulu.  
Selain ajakan bergabung dengan Illuminati Indonesia, sebuah mailing list bernama masyarakat_okult@###########.com juga mengajak masyarakat untuk mempelajari okultisme (ilmu sihir), sebuah ilmu yang berasal dari ajaran Kabbalah Yahudi yang banyak diajarkan dalam Freemasonry, Theosofi, dan Illuminati. Dalam Kabbalah ajaran-ajaran itu disampaikan secara rahasia lewat lisan dan menggunakan ritual-ritual mistis. Kabbalah berakar dari tradisi Mesir Kuno yang menganut paganisme. 

Kabbalah adalah kepercayaan tertua dan paling dihormati oleh bangsa Yahudi. Nama Kabbalah diambil dari bahasa Ibrani ‘qibil’ yang berarti menerima. Maksudnya adalah menerima doktrin okultisme secara rahasia. Salah seorang pendeta Kabbalah adalah Samir atau Samiri orang yang mengajak bangsa Israil yang baru saja keluar dari Mesir untuk menyembah sebuah patung anak sapi yang terbuat dari emas, saat mereka ditinggalkan oleh Nabi Musa ‘alaihissalam pergi berkhalwat di bukit Tursina untuk menerima “wahyu sepuluh” dari Allah SWT. 
Kabbalah juga sudah digunakan para petinggi pada zaman Raja Fir’aun untuk menentang dakwah Nabi Musa ‘alaihissalam. Karenanya, Kabbalah bisa jadi merupakan induk dari segala ilmu sihir yang ada di dunia, termasuk ilmu-ilmu sihir yang berkembang di Asia Timur dan yang sangat erat kaitannya dengan peninggalan-peninggalan pagan. 
Dari penulusuran voa-islam.com, mailing list mayapranadana@@###########.com yang memuat ajakan untuk bergabung dalam illuminati dan masyarakat okultisme adalah sebuah milis yang banyak diikuti oleh para anggota Theosofi. Milis ini banyak membicarakan tentang ajaran-ajaran Theosofi, seperti re-inkarnasi, pantheisme, pluralisme, dan lain-lain. Selain itu, banyak email yang ditulis dalam milis ini yang berisi hujatan terhadap ajaran Islam. 
Bukan tak mungkin, maraknya pelecehan terhadap ajaran Islam  di Indonesia adalah hasil kerja kaki tangan Zionis yang berusaha menghancurkan Islam. Ciri dari gerakan mereka adalah menebar proganda soal persaudaraan universal dan virus Sepilis (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme). Di samping itu, mereka juga melakukan pelecehan terhadap ajaran Islam melalui tangan-tangan lain, seperti gerakan kiri, sufisme, aliran kebatinan, kejawen, dan lain-lain. Waspadalah! [arta/voa-islam.com]

YA'JUJ WA-MA'JUJ MENURUT KITAB BIBLE




Dalam kitab Bible, Ya'juj wa-Ma'juj diuraikan dengan kata-kata yang amat jelas, sehingga tak diragukan lagi siapa Ya'juj dan Ma'juj itu.
Dalam Kitab Yehezkiel 38:1-4, diterangkan sbb:
"Dan lagi datanglah firman Tuhan kepadaku, bunyinya: Hai anak Adam! Tunjukkanlah mukamu kepada Juj dan tanah majuj, raja Rus, Masekh dan Tubal, dan bernubuatlah akan halnya. Katakanlah: Demikianlah firman Tuhan Hua. Bahawasanya Aku membalas kepadamu kelak, hai Juj, raja Rus, masekh dan Tubal. Dan kubawa akan dikau berkeliling dan kububuh kait pada rahangmu ... "
Di sini Juj dihuraikan seterang-terangnya, dan Juj di sini adalah sama dengan Ya'juj dalam Al-Qur'an. Dia dikatakan sebagai raja Rusia, Moscow dan Tubal. Adapun Majuj (Ma'juj), hanya dikatakan "tanah Ma'juj".
Tiga nama yang disebutkan dalam kitab Bible ialah: Rus atau Rusia, Masekh atau Moscow, dan Tubal atau Tobolsk. Rusia adalah nama negara, sedangkan Omask dan Tubal adalah nama dua sungai di sebelah Utara pergunungan Kaukasus. Pada sungai Omask terletak kota Moscow, dan pada sungai Tubal terletak kota Tobolsk; dua-duanya merupakan kota Russia yang termasyur. Mengingat terangnya gambaran ini, maka tak diragukan lagi siapa Ya'juj itu.
Jadi terang sekali bahawa Juj ialah Russia, tempat kediaman bangsa Slavia. Adapun Ma'juj adalah negara itu juga. Jadi di satu pihak, Juj dikatakan sebagai raja Rusia, di lain pihak, ia digambarkan mendiami tanah Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua pokok suku-bangsa, iaitu Slavia dan Teutonia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa British dan bangsa Jerman. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahawa Juj adalah nama bangsa-bangsa Eropah Timur (Slavia), sedangkan Majuj adalah nama bangsa-bangsa Eropah Barat, iaitu bangsa Teutonia.
Dan terang pula bahawa dua bangsa ini mula-mula sekali mendiami tanah yang sama. Boleh jadi, Juj dan Majuj adalah nama atau julukan nenek-moyang dua bangsa ini. Hal ini dibuktikan adanya kenyataan bahawa patung Ya'juj dan ma'juj itu sejak zaman dahulu sudah berdiri di depan Guildhall di London yang termasyur. Jika dua nama itu tak ada hubungannya dengan nenek-moyang bangsa-bangsa ini, mengapa patung mereka itu dipasang di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat ?
Berdasarkan keterangan tersebut dalam kitab Bible ditambah dengan bukti sejarah yang dilengkapi dengan dua patung di London, sudah dapat dipastikan bahawa Ya'juj wa-Ma'juj bukanlah nama khayalan, melainkan nama dua suku bangsa yang mendiami Benua Eropah, dan yang seluruhnya menutupi dataran Eropah. Menilik tanda-tanda yang terang tentang identiti bangsa-bangsa itu, maka apa yang dihuraikan dalam Al-Qur'an bahawa Ya'juj wa-Ma'juj akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi, ini tak dapat diertikan lain selain bahawa bangsa-bangsa Eropah akan menguasai seluruh muka bumi.
Bahkan kalimah "kulli hadabin" yang ertinya tiap-tiap tempat tinggi ini menunjukkan, bahawa mereka bukan saja unggul dalam bidang fizik, melainkan pula dalam bidang intelektual, sehingga bangsa-bangsa lain di dunia bukan saja diperbudak jasmaninya, melainkan pula rohaninya. Jadi, Al-Qur'an memberi gambaran yang nyata kepada kita tentang merajalelanya kekuasaan politik dan kebudayaan Eropah di seluruh dunia, dan runtuhnya ummat Islam pada akhir zaman; kenyataan ini memang aneh, tetapi ini membuktikan seterang-terangnya akan kebenaran Islam.

MENGAPA AL-QUR'AN TAK MENYEBUT-NYEBUT DAJJAL




Mungkin orang akan bertanya, jika sekiranya Dajjal dan Ya'juj wa-Ma'juj adalah dua sebutan yang berlainan untuk menamakan satu bangsa, mengapa Al-Qur'an hanya menyebutkan nama Ya'juj wa--Ma'juj saja, dan tak sekali-kali menyebutkan nama Dajjal? Sebabnya ialah bahawa kata Dajjal, sebagaimana kami terangkan di atas, ertinya "pembohong" atau "penipu", dan tak seorangpun suka disebut pembohong atau penipu, walaupun ia benar-benar seorang pembohong atau penipu yang ulung.
Sebaliknya, oleh kerana Ya'juj wa-Ma'juj itu nama suatu bangsa, maka tak seorangpun akan merasa keberatan memakai nama itu. Bahkan sebenarnya, bangsa Inggeris sendiri telah memasang patung Ya'juj wa-Ma'juj di depan Guildhall di London. Inilah sebabnya mengapa Al-Qur'an hanya menggunakan nama Ya'juj wa-Ma'juj, dan tak menggunakan nama Dajjal yang ertinya pembohong. Sebaliknya, kitab-kitab Hadits menggunakan kata Dajjal, kerana nama Dajjal atau Anti Christ, dan ramalan-ramalan yang berhubungan dengan ini, disebutkan dalam Kitab Suci yang sudah-sudah. Oleh kerana itu, perlu sekali dijelaskan bagaimana terpenuhinya ramalan-ramalan itu.
Selain itu, kata Dajjal hanya menunjukkan satu aspek persoalan, yakni, kebohongan dan penipuan yang dilakukan oleh bangsa itu, baik mengenai urusan agama, mahupun mengenai urusan duniawi. Akan tetapi terlepas dari sifat-sifatnya yang buruk, ada pula segi kebaikannya.
Dipandang dari segi duniawi, kesejahteraan material mereka harus dipandang sebagai segi kebaikan mereka. Itulah sebabnya mengapa dalam Hadits digambarkan, bahawa mata Dajjal yang hanya satu, iaitu mata duniawi; gemerlap bagaikan bintang. Al-Our'an juga menerangkan keahlian mereka dalam membuat barang-barang. Jadi julukan Dajjal hanyalah sebahagian dari gambaran bangsa itu.
Dalam Al-Qur'an, bangsa-bangsa Kristian disebut "para penghuni Gua dan inskripsi" (18:9). Gambaran ini menggambarkan dua aspek sejarah agama Kristian. "Para penghuni Gua" merupakan gambaran yang tepat bagi kaum Kristian dalam permulaan sejarah mereka kerana pada waktu itu ciri khas mereka yang paling menonjol ialah hidup dalam biara. Mereka meninggalkan sama sekali urusan duniawi untuk mengabdikan sepenuhnya dalam urusan agama. Dengan perkataan lain, mereka membuang dunia guna kepentingan agama.
Akan tetapi pada zaman akhir, mereka digambarkan sebagai "Bangsa Inskripsi (ar-raqimi)". Kata raqmun ertinya barang yang ditulis. Kata ini khusus digunakan bagi harga yang ditulis pada barang-barang dagangan, seperti pakaian dan sebagainya. Gambaran ini mengandungi erti penyerapan mereka yang amat dalam, dalam urusan duniawi, fakta ini diuraikan dalam Al-Qur'an sbb: "Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia ini" (18:104).
Jadi, bangsa Kristian yang pada permulaan sejarah mereka membuang dunia untuk kepentingan agama, tetapi pada zaman akhir, mereka membuang agama untuk kepentingan dunia; oleh sebab itu, mereka dikatakan dalam Al-Qur'an sebagai "salah satu petanda Kami yang mengagumkan" (18:9). Sabda Al-Qur'an tersebut di atas adalah gambaran yang tepat tentang kecondongan mereka kepada kebendaan. Oleh kerana dalam urusan duniawi, mereka lebih maju dari bangsa-bangsa lain, maka bangsa lain itu mengikuti mereka secara membuta-tuli, kerana terpikat oleh keuntungan-keuntungan duniawi yang dijamin oleh mereka.
Jadi, bangsa-bangsa Kristian menyesatkan bangsa-bangsa lain di dunia, bukan saja dengan pengertian yang salah tentang Putera Allah dan Penebusan dosa, melainkan pula dengan cita-cita mengejar-ngejar kebendaan secara membuta-tuli, dengan mengabaikan sama sekali nilai-nilai hidup yang lebih tinggi. Oleh kerana itu, dalam Hadits, mereka diberi nama Dajjal, atau penipu ulung.

DAJJAL ADALAH IDENTIK (SAMA) DENGAN YA'JUJ WA--MA'JUJ



Segera setelah Al-Qur'an menerangkan pertempuran satu sama lain antara Ya'juj wa-Ma'juj, ayat 102 menerangkan persoalan Dajjal. "Apakah orang-orang kafir mengira bahawa mereka dapat mengambil hamba-hamba-Ku sebagai pelindung di luar Aku?" (18:102). Ini menunjukkan bahawa Al-Qur'an mempersamakan Dajjal dengan Ya'juj wa-Ma'juj. Mereka diberi nama yang berlainan kerana mempunyai dua fungsi yang berlainan.
Adapun mengenai identiti Ya'juj wa-Ma'juj para mufassir tak sama pendapatnya. Ibnu Katsir berkata, bahawa Ya'juj wa-Ma'juj adalah keturunan Adam, dan pendapat ini dikuatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim. Menurut kitab Ruhul-Ma'ani, Ya'juj wa-Ma'juj adalah dua kabilah keturunan Yafits bin Nuh, yang bangsa Turki adalah sebahagian dari mereka; mereka disebut Turki, kerana mereka "turiku" (ditinggalkan) di sebelah sananya tembok. Selain itu, menurut uraian Al-Qur'an, terang sekali bahawa mereka adalah sebangsa manusia, yang untuk menghalang-halangi serbuan mereka, terpaksa dibangun sebuah tembok.
Adapun yang kedua, Ya'juj wa-Ma'juj diuraikan dalam Al-Qur'an sbb : "Sampai tatkala Ya'juj wa-Ma'juj dilepas, mereka akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi" (20:96). Ternyata bahawa yang dimaksud dengan kalimat "mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi" ialah bahawa mereka akan menguasai seluruh dunia. Menilik cara Al-Qur'an menerangkan Ya'juj wa-Ma'juj dalam dua tempat tersebut, terang sekali bahawa akan tiba saatnya Ya'juj wa-Ma'juj mengalahkan sekalian bangsa di dunia. Dan terang pula bahawa pada waktu Al-Qur'an diturunkan, Ya'juj wa--Ma'juj sudah ada, tetapi gerak-geri mereka masih tetap terkekang sampai saat tertentu, yang sesudah itu, mereka akan terlepas untuk menguasai seluruh dunia.

Sabtu, 11 Februari 2012

10 Alasan Tidak Mau Memakai Jilbab





ALASAN I : Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab
Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini.
Pertama apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama
Islam?
Dengan alami ia berkata: Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah
! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah !
Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam
beserta seluruh hukumnya.
Kedua, kami menanyakan Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam
Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan
berkata: Ya, itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran
suci dan merupakan sunnah Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya
disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia
tidak melaksanakan hukum dan perintahnya?
ALASAN II : Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya
melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk
neraka.
Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia,
Rasulullah SAWW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana:
Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada
Allah SWT. (Ahmad)
Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat
tinggi dan terhormat. Dalam sebuah ayat disebutkan:
  




     
"!
# $
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan- Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak . (QS. An-
Nisa:36).
Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu
apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman:
% & ' (
) % * + # , * + & - " % ./ " $ 0 1 ' ) 2 3 4 5" $ 2
6 7 3    
dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikutikeduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik (QS.
Luqman : 15)
Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah SWT
tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka. Kita
tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya. Allah berfirman di
ayat yang sama, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.
Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun
melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.
ALASAN III : Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya
memakai jilbab.
Saudari ini mungkin satu diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau
sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatas namakan lingkungan
pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab.
Kita akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan
jujur. Apakahanda tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita
muslim tidak diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi
auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk
mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu
dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di
dunia ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk
tidak mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan
Allah dan kematianmu? Bukankah Allah SWT telah berfirman:
 3 * " & / 8 9 3       :;   < 6 4 = > %
  






Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu
tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43).
Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus
keluar rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah
SWT daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari
pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita.
Saudariku tersayang!?, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam
menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan
kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala
permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman :
?@ 8 A B ' C D 7 E ' < & F !" GH8 '
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangkasangkanya.
(QS. AtTalaq :2-3).
Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT.
Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna
yang mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan
kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW,
dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni. Dengarkanlah kalimat
Allah :
.I # J ./ " $ !" !3       / K 4 !"
9 $ / L ' 4
sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa diantara kamu (QS. Al-Hujurat:13)
Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari kesenangan dan
keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit pada benda-benda
mahal yang dapat menjerumuskanmu.
ALASAN IV : Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat
menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi
jika saya memakai jilbab.
Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan:
 3 + K M N (
4 /H9 + 7 O
api neraka jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka
mengetahui.. QS At-Taubah : 81)
  






Bagaimana mungkin kamu dapat membandingkan panas di daerahmu dengan
panas di neraka jahannam? Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba
membuat tali besar untuk menarikmu dari panasnya bumi ini kedalam
panasnya suasana neraka. Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah
untuk melihat panasnya matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan.
Apalagi mengingat bahwa intensitas hukuman dari Allah SWT akan jauh lebih
berat dari apa yang kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada
hukum Allah SWT dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana
tercantum dalam ayat
C H P * * !       Q + %  3 C ;
mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat)
minuman, selain air yang mendidih dan nanah (QS. AN-NABA 78:24-25).
Kesimpulannya, surga yang Allah SWT janjikan, penuh dengan cobaan
dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh dengan kesenangan,
nafsu dan kenikmatan.
ALASAN V : Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari
saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali
orang yang begitu.
Kepada saudari itu saya berkata, apabila semua orang mengaplikasikan
logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada
akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu karena mereka
takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu. Mereka akan
meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena mereka takut tidak dapat
menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya.
Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan
memblokade petunju bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang
berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang sangat kecil atau
dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang benar-benar diwajibkan
sebagaimana kewajiban memakai jilbab? Rasulullah SAWW bersabda:
Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan mulia yang terus
menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil.
Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan mereka yang dibuat-buat
untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi mereka? Mengapa
tidak kau buka tabir kebenaran dan berpegang teguh padanya?
Allah SWT sesungguhnya telah berfirman:
R KH8 * " S T $ ' + M " J ' +
* L 6 9 " & F %
  






maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa
itu, dan bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta
menjadinpelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. AL BAQARAH 2:66)
Kesimpulannya, apabila kau memgang teguh petunjuk dan merasakan
manisnya keimanan, kau tidak akan meninggalkan sekali pun perintah
Allah SWT setelah kau melaksanakannya.
ALASAN VI : Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi
aku akan memakainya nanti setelah menikah.
Saudariku, suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab
dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan
hukum dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak
semula. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi
dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami
seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga
Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada
Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini
dan bahkan di akhirat nanti. Allah SWT berfirman :
5 * $ 4 S ' K U V A L 9 W S & ' !3 X % Y Z $ [ $ 4 '
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta.QS. TAHA 20:124)
Pernikahan adalah sebuah pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT
kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata
menikah sementara mereka yang tidak memakai jilbab tidak?
Apabila kau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa ketidak-tertutupanmu
kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni, asli, yaitu pernikahan.
Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan yang murni, tidak akan
tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor dalam Islam. Apabila
tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka jalan menuju kesana
pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula. Dalam syariat Islam
kita menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari
peraturan yang ada untuk mencapai tujuan tersebut.
Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang
didasari oleh dosa dan kebodohan.
  




Copyleft : 2008 - 1429 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : bizecha06@hotmail.com

ALASAN VII : Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah
SWT : dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut
nyebutnya (dengan bersyukur(QS. Ad-Dhuhaa 93: 11). Bagaimana
mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan
rambutku yang indah?
Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung
kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir
sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya.
Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak
mengikuti ayat:
+ 9 ' + \ ' !      H + 8 9 D
#
janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang nampak
daripadanya ( QS An-Nur 24: 31]
dan firman Allah SWT:
R 9 ' ] * @^ 0 9 0 7 D = < C ( H + # " 7 ' H + " $ R
 ) #9H + ( 4
katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..(QS Al-Ahzab
33:59).
Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah
sendiri bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang
disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi kita
adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab.
Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu
ini? Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita
yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?
ALASAN VIII : Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan
memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk
oleh-Nya.
Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia
lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang dia
katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat bijak-Nya
menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah mengapa orang
yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan sebagainya.
  



 

Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan usahanya mencari
petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya, berdoa, sebagaimana
dalam surah Al-Fatihah 1:5
/ K 8 *    `a
6
Tunjukilah kami jalan yang lurus
serta berkumpul mencari pengetahuan kepada muslimah-muslimah lain yang
lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan menggunakan
jilbab?
Kesimpulannya, apabila saudariku ini benar-benar serius dalam mencari
atau pun menunggu petunjuk dari Allah SWT, dia pastilah akan
melakukan jalan jalan menuju pencariannya itu.
ALASAN IX : Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk
memakainya. Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan
penambahan umur dan setelah saya pergi haji.
Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di pintumu kapan
saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudariku, kematian tidak
mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat kau
masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidak siapan Allah SWT berfirman :
S $ >  3 J = 8 / + " 7 4 b^ 7 Z X % c 3 '
K 8 < 7 4 dS'H4 <: L
tiap umat mempunyai batas waktu maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat
(pula) memajukannya (QS Al-A'raff 7:34]
saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada
Allah SWT:
!" 9 'be ;!" fH
$ 4 [ O = @^ *H [ & + W $ dSH9 7 / L` O ' dg M h ' 5       K >
" > O
berlomba- lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunann dari Tuhanmu
dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah Allah persiapakn
  






untuk orang-orang yang beriman kepada Allah & Rasul-Nya (QS Al-Hadid
57:21)
saudariku, jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia
ini dan selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi
hak jiwamu untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan tentang orang-orang
yang munafik:
 3 K > M / 6 0 4 / + M 4 / 6 = % !" ;! L
dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri; (QS Al-Hashr 59: 19)
saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu.
Karena Allah SWT akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan
semasa mudamu, dan setiap waktu dalam hidupmu di hari pembalasan
nanti.
Kesimpulannya :berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang,
karena tidak seorang pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga
esok hari.
ALASAN X : Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan
digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan!
Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan
dalam Kitabullah. Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah
(Hizbullah) yang diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan
mereka. Dan kelompok kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk
(hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah SWT. Apabila kau, saudariku,
memegang teguh perintah Allah SWT, dan ternyata disekelilingmu adalah
saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap akan dimasukkan dalam
kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu,
kau akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.
  
- 9 -



Copyleft : 2008 - 1429 @ Maktabah Abu Syeikha Bin Imam Al Magety - mail : bizecha06@hotmail.com

KESIMPULAN
Tubuhmu, dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para
pria. Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap detail
tubuhmu,pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu,
dan semua yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan
menyenangkan syetan.
Setiap waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus
semakin menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih
dekat pada syetan. Setiap waktu kutukan dan kemarahan menuju
kepadamu dari surga hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu
semakin dekat kepada kematian,
 < J Q 4 O H9 $ i j D * % S ' K U / O 7 4  3 !% *H     f *
 K %  S9H F S K k Z l1 M <m
O h n 8 ' !       (
g A ' D %
tiap- tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari kesenangan yang
memperdayakan QS AliImran 3:185).
Naikilah kereta untuk mengejar ketinggalan, saudariku, sebelum kereta
itu melewati stasiunmu. Renungkan secara mendalam, saudariku, apa
yang terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan tentang hal ini,
saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat !
ل ا ا     ا
ذا
"Fa maadza ba'da-lhaqq, illa-dl_dlalaal"